Jangkos Sawit Diolah Menjadi Jamur Dan Menghasilkan Rupiah

Hardan saat menabur kapur diatas Jangkos sebagai media pertumbuhan Jamur Merang

PASANGKAYU, SMNews.Com – Komoditi kelapa sawit tak selamanya akan menjadi minyak. Janjang Kosong (Jangkos) yang biasanya dibuang, juga bisa dikelola untuk dikonsumsi.

Untuk menopang pendapatan masyarakat, anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk, area Celebes Satu, yakni PT Pasangkayu melakukan pembinaan Budidaya jamur dari Jangkos menjadi salah satu komoditas yang bisa diperdagangkan.

Salah satu pelaku usaha yang menekuni budidaya jamur, Hardan yang mengubah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) menjadi jamur merang. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini di kelola di Desa Pakava, Kecamatan Pasangkayu Kabupaten, Sulawesi Barat.

Usaha ini juga mulai ditekuni masyarakat desa Pakava dengan memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit sehingga menjadi media pertumbuhan jamur merang. Potensi jamur merang sangat tinggi, mengingat adanya industri kelapa sawit yang mengolah tandan buah sawit menjadi CPO di Kabupaten Pasangkayu, salah satunya adalah PT Pasangkayu.

“ Asal mula usaha kami ini, karena kami memanfaatkan jamur Jangkos dari PT Pasangkayu. kami juga dibina intensif, dari awal sampai bisa sejauh ini usaha kami,” tutur Hardan ketua UMKM Jamur Desa Pakava, Kamis, 26 Desember 2024.

Awalnya UMKM ini hanya memasarkan jamur merang mentah disekitar desa dan perusahaan. Kini sudah dapat menjual produknya dengan kemasan yang menarik dan kekinian. Usahanya merambah ke berbagai jenis keripik diantaranya saja jamur crispy berbagai varian rasa sebagai produk unggulannya. Bahkan sudah memiliki jenis varian lainnya, seperti keripik ubi ungu, keripik pisang dan singkong.

Hardan menyampaikan usaha UMKM Desa Pakava ini sudah menjadi perhatian Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulawesi Barat, hingga mereka disediakan Kumbun Integartif atau tempat pengolahan khusus jamur sebagai proyek percontohan oleh DLH.

“ Proyek percontohan Kumbun Jamur Integratif ini hanya terdapat empat di wilayah Indonesia, salah satunya di Desa Pakava Sulbar ini, tentu saja kami merasa begitu bangga,” ungkap Hardan.

Dalam sehari UMKM Jamur Desa Pakava mampu meraup untung yang lumayan, apalagi menurut pernyataan anggotanya usaha dan budidaya jamur ini tidak membutuhkan banyak biaya produksi, sehingga tidak perlu membutuhkan modal besar.

Secara umum, tidak ada kendala yang signifikan dalam membudidayakan hingga memproduksi jamur ini. Hanya membutuhkan konsistensi, kesabaran, dan ketelatenan. Tak lepas dari itu, Hardan mengaku banyak terbantu dari berbagai pembinaan yang dilakukan oleh PT Pasangkayu baik material maupun non material.

Community Development Officer PT Pasangkayu Juanda Syahputra, membenarkan bahwa perusahaan secara rutin dan bertahap telah melakukan pendampingan mulai dari awal pengenalan bagaimana memanfaatkan janjangan sawit untuk membudidayakan jamur.

“ Syukurnya, mulai dari belum terbentuk UMKM, hingga kini namanya sudah banyak yang tahu. Kami berharap UMKM Jamur Desa Pakava ini bisa menjadi percontohan dan panutan bagi masyarakat lain untuk semangat berwirausaha,” ujar Juanda.

PT Pasangkayu secara rutin telah melakukan pembinaan melalui pelatihan kepada seluruh anggota UMKM, selain itu juga memberikan sejumlah bantuan melalui Corporate Social Responsility (CSR) program dalam membantu beberapa keperluan usaha UMKM Jamur Desa Pakava.

” Hal tersebut sejalan dengan kontribusi perusahaan dalam rangka mengembangkan potensi ekonomi di sekitar wilayah operasional yang diwujudkan melalui program tanggung jawab sosial yang berbasis 4 pilar, ekonomi, lingkungan, kesehatan, dan pendidikan,” ungkap Juanda.